bahwa indah tidaknya harimu, adalah bagaimana kualitas Shubuhmu.
yap, bagaimana sepanjang hari nanti, kau mampu mengartikan semua tarbiyah yang diberikanNya.
sekecil apapun itu.
meski yang terserak, sekalipun.
maka, suka-duka, jatuh-bangunmu,
akan kau artikan -tulus- sebagai tarbiyahNya,
dan semua lelah, akan terlunas sudah.
menengok televisi, berisikan ceramah pagi.
sedikit siraman ruhiy, setelah membaca kitab suci,
bertemakan
: Ummi.
Rabb, kau telah buat aku malu, sepagi ini. T.T
kemudian, melangkahkan kaki, menuju tempat agenda hari ini.
: setia budi.
-Musyawarah Kerja Tarbawi-
seiring roda berputar, sembari terus mengazzamkan diri,
bahwa aku akan lebih baik lagi,
:: mulai saat ini.
dan ketika arkanul ba'iah di ucapkan,
terbersit bisikan dari dalam hati,
diiringi rasa harap cemas, takut, keinginan untuk penuh totalitas.
: dan ketika, amanah besar itu jatuh di pundak kecil kami.
Kuatkan kami dengan kekuatanMu, Rabbku. ^^
ah ya, hari ini juga, lagi2 tentang Quran.
semoga diri ini menjadi bagian dari para huffadzh Quran itu. Aamiin yaa Rabb.
saat ini, aku sedang merindui masa-masa itu,
merindui Al Mulk dan At Thuur di persandingkan. ^^
aku juga merindui, masa2 bahagia melihat para adik melafadzhkan ayat2 cintaNya. :)
hingga malam ini, tercecer satu artikel milik Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah
: Kematian Hati.
ah, wasiat beliau, berkali-kali dibaca, tetap saja menggetarkan hati,
"Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar,
kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa.
Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih,
bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih."
bagi yang mau baca (lagi) artikel Ust Rahmat , monggo :disini
ditulis, 23 Rabiul akhir - 27 Maret 2011.
dengan sisa tenaga (sembari kontemplasi sejenak) hari ini, pasca muker tarbawi.
ohya,
untuk umi : Barakallahu Fii Umriik,
Moga umi di sayang Allah :)
Senin, 28 Maret 2011
Kamis, 24 Maret 2011
Cemburu
setiap kali,
bukan untuk yang pertama kali.
ah rasa itu.
tapi aku tak pernah mampu katakan itu padamu.
karena aku tahu, kau akan marah padaku, nantinya.
ah, kau.
tak ada alasan lagi untuk nyatakan bahwa aku tidak cemburu padamu.
setiap kali,
bukan untuk yang pertama kali.
tapi kau tetap saja dengan ke-rendah-hati-an-mu,
sampai2, aku tak berani mengangkatmu.
ah, lebih baik aku begini.
menjejakmu dalam diamku.
dan kau pasti suka dengan caraku itu.
sembari non verbalmu yang seakan berkata,
: kagum pada orang jangan berlebihan. Terus saja mengagumi Rabb kita. ^^
Lalu, benar juga apa kekata Abang AM; "Sebab, nilai seseorang tidak ditentukan di awal hidupnya, tidak juga di pertengahan hidupnya, tetapi justru di akhir hidupnya. Itulah makna istiqamah yang konsistensi. Dan kekuatan yang tetap membuat kita konsisten pada kesabaran."
yop, karena kita belum pernah tau bagaimana akhir kita nantinya. Maka, memaksimalkan diri tetap pada koridorNya hingga desah nafas terakhir kita. ^^
#Rabiul Akhir 1432 - Maret 2011.
Ah ya, hari ini, aku juga semakin belajar, kalau : Orang-orang yang terjaga adalah orang-orang yang pandai menjaga. :)
bukan untuk yang pertama kali.
ah rasa itu.
tapi aku tak pernah mampu katakan itu padamu.
karena aku tahu, kau akan marah padaku, nantinya.
ah, kau.
tak ada alasan lagi untuk nyatakan bahwa aku tidak cemburu padamu.
setiap kali,
bukan untuk yang pertama kali.
tapi kau tetap saja dengan ke-rendah-hati-an-mu,
sampai2, aku tak berani mengangkatmu.
ah, lebih baik aku begini.
menjejakmu dalam diamku.
dan kau pasti suka dengan caraku itu.
sembari non verbalmu yang seakan berkata,
: kagum pada orang jangan berlebihan. Terus saja mengagumi Rabb kita. ^^
Lalu, benar juga apa kekata Abang AM; "Sebab, nilai seseorang tidak ditentukan di awal hidupnya, tidak juga di pertengahan hidupnya, tetapi justru di akhir hidupnya. Itulah makna istiqamah yang konsistensi. Dan kekuatan yang tetap membuat kita konsisten pada kesabaran."
yop, karena kita belum pernah tau bagaimana akhir kita nantinya. Maka, memaksimalkan diri tetap pada koridorNya hingga desah nafas terakhir kita. ^^
#Rabiul Akhir 1432 - Maret 2011.
Ah ya, hari ini, aku juga semakin belajar, kalau : Orang-orang yang terjaga adalah orang-orang yang pandai menjaga. :)
Minggu, 13 Maret 2011
Unpredictable #
Unpredictable #
Ini adalah masa,
ketika apa yang (harus) kau jalani
adalah keluar dari semua poin-poin yang telah kau buat.
Bahkan ketika kau telah membuat skala prioritas sedetail-detailnya.
Tapi nyatanya,
yang (harus) kau jalani demikian meleset dari apa yang telah kau rencanakan.
Lagi-lagi,
memang begini yang (harus) dijalani.
poin # : gak bisa ikut star party karena zzzzzzzzz, bukan berarti gak bisa ngeliat bintang.^^
poin ## : gajadi bawa motortadipagi karena surattandanomorkendaraan yang gak stand by di rumah, alasan lain : karena gatau jalan, :P
poin ### : and then, hadir telatsangat di Al Balagh, hoho, yang penting tetep semangat. ^^
Percaya, alur sekaligus naskah hidup kita sudah diatur sedemikian cantik olehNya. :)
* lagi di metromini,
ahadpagi, selepas berganti kendaraan (lagi) dari terminal blok M.
***
Sesampainya di Al Balagh,
hilang sudah semua lelah, karena "perubahan itu membutuhkan komitmen dan keteladanan diri (!)"
hm, semoga ini menjadi satu pembuktian.
***
zzzzz... unpredictable-nya pun SEMPURNA, hingga malamini.
sore tadi, pas pulang dari IBF hari terakhir,
tergesa aku,
sampai juga.
what !
cuma bisa tersenyum miris, kecewa tapi gimana...
salah jadwal euy,, grrrrrrr..
............astaghfirullaah...
Allah, semoga niatan itu-pun tercatat.
semuanya, hari ini, di luar dugaanku.
yang gakbisa hadir jadi hadir, yang gak niat hadir eh jadi kesana juga, yang bener2 niat malah gak kesampaian.
owalaah..
haha, yap... tarbiyah Allah hari ini --
March 13th 2011 - Rabiul Akhir 1432.
Ini adalah masa,
ketika apa yang (harus) kau jalani
adalah keluar dari semua poin-poin yang telah kau buat.
Bahkan ketika kau telah membuat skala prioritas sedetail-detailnya.
Tapi nyatanya,
yang (harus) kau jalani demikian meleset dari apa yang telah kau rencanakan.
Lagi-lagi,
memang begini yang (harus) dijalani.
poin # : gak bisa ikut star party karena zzzzzzzzz, bukan berarti gak bisa ngeliat bintang.^^
poin ## : gajadi bawa motortadipagi karena surattandanomorkendaraan yang gak stand by di rumah, alasan lain : karena gatau jalan, :P
poin ### : and then, hadir telatsangat di Al Balagh, hoho, yang penting tetep semangat. ^^
Percaya, alur sekaligus naskah hidup kita sudah diatur sedemikian cantik olehNya. :)
* lagi di metromini,
ahadpagi, selepas berganti kendaraan (lagi) dari terminal blok M.
***
Sesampainya di Al Balagh,
hilang sudah semua lelah, karena "perubahan itu membutuhkan komitmen dan keteladanan diri (!)"
hm, semoga ini menjadi satu pembuktian.
***
zzzzz... unpredictable-nya pun SEMPURNA, hingga malamini.
sore tadi, pas pulang dari IBF hari terakhir,
tergesa aku,
sampai juga.
what !
cuma bisa tersenyum miris, kecewa tapi gimana...
salah jadwal euy,, grrrrrrr..
............astaghfirullaah...
Allah, semoga niatan itu-pun tercatat.
semuanya, hari ini, di luar dugaanku.
yang gakbisa hadir jadi hadir, yang gak niat hadir eh jadi kesana juga, yang bener2 niat malah gak kesampaian.
owalaah..
haha, yap... tarbiyah Allah hari ini --
March 13th 2011 - Rabiul Akhir 1432.
Rabu, 09 Maret 2011
Pe-eR
Pe-er nya masih banyaaaaaaak, izzah…
belum saatnya kau duduk manis ‘gak pake mikir’ (!)
masih banyak yang harus dikerjakan, izzah…
belum pula waktunya kau untuk ‘pulang’ tidur nyenyak..
masih banyak yang harus dikerjakan, izzah…
sekarang bukan lagi saatnya kau untuk menunggu,
tapi -kini- mereka yang kan menantimu..
menantikan langkah-langkah awalmu,
menantikan gerak-arah-lari-taktis-mu, izzah…
biar nantinya mereka mengikutimu,
benar-benar mengikutimu,
menjadi penegurmu bilamana disorientasi mengusikmu,,
biar nantinya mereka tak meninggalkanmu sendiri, izzah..
masih banyak yang harus kau pelajari, izzah..
bukan sekedar duduk berselonjor kaki sembari jelajah maya tanpa makna.
lihat kanan-kirimu.
pe-er mu benar-benar sudah menumpuk, izzah..
jangan dibiarkan tambah numpuk lagi.
bukan untuk di timpuk.
jangankan di timpuk, disenggol dikit juga udah bubruk..
janganbuangwaktulagi, izzah [!]
#ayoayoayo..muker bentar lagi, zah.
bangunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn, izzahhhhhhhhhhhhhh [!!!]
3 Rabiul akhir 1432 – 090311 -
belum saatnya kau duduk manis ‘gak pake mikir’ (!)
masih banyak yang harus dikerjakan, izzah…
belum pula waktunya kau untuk ‘pulang’ tidur nyenyak..
masih banyak yang harus dikerjakan, izzah…
sekarang bukan lagi saatnya kau untuk menunggu,
tapi -kini- mereka yang kan menantimu..
menantikan langkah-langkah awalmu,
menantikan gerak-arah-lari-taktis-mu, izzah…
biar nantinya mereka mengikutimu,
benar-benar mengikutimu,
menjadi penegurmu bilamana disorientasi mengusikmu,,
biar nantinya mereka tak meninggalkanmu sendiri, izzah..
masih banyak yang harus kau pelajari, izzah..
bukan sekedar duduk berselonjor kaki sembari jelajah maya tanpa makna.
lihat kanan-kirimu.
pe-er mu benar-benar sudah menumpuk, izzah..
jangan dibiarkan tambah numpuk lagi.
bukan untuk di timpuk.
jangankan di timpuk, disenggol dikit juga udah bubruk..
janganbuangwaktulagi, izzah [!]
#ayoayoayo..muker bentar lagi, zah.
bangunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn, izzahhhhhhhhhhhhhh [!!!]
3 Rabiul akhir 1432 – 090311 -
Rabu, 02 Maret 2011
sebuah dialog jiwa
“silahkan tuangkan saja, sesukamu..”
‘tidak. aku sedang tak ingin menuangkan apa-apa. maaf.’
“maksudmu, apa ? Bukankah selama ini kau selalu melakukan hal itu ?”
“ayo jawab.. kau kenapa?”
‘entahlah, aku tak tau.. tak tau pasti’
“ayolah.. bukankah –disini- kau biasanya berbagi?”
‘ya, tapi entahlah.. tolong, jangan paksa aku untuk menceritakannya’
“baiklah, aku tak memaksamu. tapi hey, bukankah aku tak pernah memaksamu? Bukankah selama ini aku hanya -menjadi sesuatu yang kau inginkan aku untuk menjadi-? Ah, berbelit sekali aku menjelaskannya padamu..”
‘Sok tau sekali kau..’
“lancang benar bicaramu, bukankah aku ini adalah yang paling tahu tentangmu?”
‘kalau saja kau tahu, aku ingin sekali menuangkan, tapi aku sedang menahan itu,,, aku takut.. ’
“baiklah, kau tuangkan saja dulu, aku bersabar untuk menunggu …”
‘kau tak usah tunggu, tak usah menunggu-’
‘kau pasti lebih tahu, tentangku--’
coba kau ceritakan lagi padaku, biar ku semakin sadari..
---
baiklah, bila kau memintaku, aku, -sebagai yang paling tahu tentangmu-
“sejujurnya, aku sedang (ingin) bermusuhan dengan kata.
kau tanya kenapa? aku kecewa.
kecewa dengan mereka yang tak bisa merealisasikan kata.
(tiba-tiba) aku benci bahasa. bahasa-bahasa yang hanya menjadi penghias maya. Ah, aku benci….
aku juga takut, takut dengan apa-apa yang telah aku katakana.
Mungkinkah, aku seperti itu (juga)? Mungkin saja. tapi kuharap tidak. Semoga Ia selalu membimbingku.
Tapi,
Izinkan aku bermusuhan dengan kata, sejenak saja.
Perihal Kecewa ? Ah, untuk apa sebenarnya aku kecewa, padanya, pada mereka.
Toh semua itu, antara aku dengan Rabbku. begitupun dengannya, antara ia dengan Rabb kita.
yang penting aku ingat,
“Kabura maqtan ‘indallahi antaquulu ma laa taf’aluun..”
---
Kepada yang gemar berbagi kata,
kuharap kau tak hanya hiasi dunia maya dengan aksara,
ah apalah guna,
kalau tak kau tuliskan dengan jiwa.
kekosongan hati. kehausan jiwa. kelaparan ruhiy.
tak akan guna.
tak akan sampa jugai.
karena bukan untuk sebuah popularitas,
bukan untuk naik pentas.
bukan itu tujuanmu.
kan ?
--
tapi hanya untuk Yang Satu.
--al’izzah yang sedang ditemani pasangan sejati dalam hidup.
: Hati.
--
Akhir Feb 2011
‘tidak. aku sedang tak ingin menuangkan apa-apa. maaf.’
“maksudmu, apa ? Bukankah selama ini kau selalu melakukan hal itu ?”
“ayo jawab.. kau kenapa?”
‘entahlah, aku tak tau.. tak tau pasti’
“ayolah.. bukankah –disini- kau biasanya berbagi?”
‘ya, tapi entahlah.. tolong, jangan paksa aku untuk menceritakannya’
“baiklah, aku tak memaksamu. tapi hey, bukankah aku tak pernah memaksamu? Bukankah selama ini aku hanya -menjadi sesuatu yang kau inginkan aku untuk menjadi-? Ah, berbelit sekali aku menjelaskannya padamu..”
‘Sok tau sekali kau..’
“lancang benar bicaramu, bukankah aku ini adalah yang paling tahu tentangmu?”
‘kalau saja kau tahu, aku ingin sekali menuangkan, tapi aku sedang menahan itu,,, aku takut.. ’
“baiklah, kau tuangkan saja dulu, aku bersabar untuk menunggu …”
‘kau tak usah tunggu, tak usah menunggu-’
‘kau pasti lebih tahu, tentangku--’
coba kau ceritakan lagi padaku, biar ku semakin sadari..
---
baiklah, bila kau memintaku, aku, -sebagai yang paling tahu tentangmu-
“sejujurnya, aku sedang (ingin) bermusuhan dengan kata.
kau tanya kenapa? aku kecewa.
kecewa dengan mereka yang tak bisa merealisasikan kata.
(tiba-tiba) aku benci bahasa. bahasa-bahasa yang hanya menjadi penghias maya. Ah, aku benci….
aku juga takut, takut dengan apa-apa yang telah aku katakana.
Mungkinkah, aku seperti itu (juga)? Mungkin saja. tapi kuharap tidak. Semoga Ia selalu membimbingku.
Tapi,
Izinkan aku bermusuhan dengan kata, sejenak saja.
Perihal Kecewa ? Ah, untuk apa sebenarnya aku kecewa, padanya, pada mereka.
Toh semua itu, antara aku dengan Rabbku. begitupun dengannya, antara ia dengan Rabb kita.
yang penting aku ingat,
“Kabura maqtan ‘indallahi antaquulu ma laa taf’aluun..”
---
Kepada yang gemar berbagi kata,
kuharap kau tak hanya hiasi dunia maya dengan aksara,
ah apalah guna,
kalau tak kau tuliskan dengan jiwa.
kekosongan hati. kehausan jiwa. kelaparan ruhiy.
tak akan guna.
tak akan sampa jugai.
karena bukan untuk sebuah popularitas,
bukan untuk naik pentas.
bukan itu tujuanmu.
kan ?
--
tapi hanya untuk Yang Satu.
--al’izzah yang sedang ditemani pasangan sejati dalam hidup.
: Hati.
--
Akhir Feb 2011
Surat Cinta, Satu Perpustakaan Penuh
Surat Cinta Satu Perpustakaan Penuh
: sebuah retorika
Jika ada surat cinta sebanyak satu perpustakaan penuh,
dan semua itu ditujukan kepadamu,
dari yang begitu kau kenal,
dan ia sangat mengenal dirimu,
akan seperti apakah reaksimu?
Jika surat-surat itu tak hentinya menceritakan tentang dirimu
mengupas setiap misteri dari masa lalu
kenangan yang begitu lama kau rindu
membuka rahasia demi rahasia
yang kau sembunyikan dibilik hatimu
akan seperti apakah reaksimu?
jika surat-surat itu tahu makanan kesukaanmu
olahraga favoritmu
sahabat-sahabat terbaikmu
cinta pertamamu
dan orang yang selalu tersenyum kepadamu
akan seperti apakah reaksimu?
Jika perlahan surat-surat itu menceritakanmu rahasia besarnya
bahwa tinta diatasnya ditulis yang begitu memperhatikanmu
sangat dekat denganmu
senantiasa mendengarkanmu
bersabar menghadapi ketidaktahuanmu
menceritakan kepandaianmu, kecantikan nuranimu
bahkan saat ia tahu setiap lipatan pikiranmu, keinginan hatimu
tidakkah kau akan penasaran dibuatnya?
Lalu jika tiba-tiba saja surat-surat itu terhenti
tidak lagi mengalir memenuhi benakmu
terputus dari begitu saja muncul di meja kerjamu
menghilang dari keterbiasaan yang telah disimpannya diam-diam
dalam bawah sadarmu
tidakkah kau akan jatuh rindu dan segera mengadu?
Tidakkah kau ingin tahu?
Surat-surat itu ingin bercerita tentang masa depanmu
harapan-harapan besarnya untukmu
keselamatan bagimu
kebahagiaan terbesarmu
namun seringkali, ia kehabisan jalan untuk sampai ke tempatmu
- dzulhijjah 1431
Jika ada surat cinta sebanyak satu perpustakaan penuh,
dan semua itu ditujukan kepadamu,
menceritakan dirimu
akan seperti apakah reaksimu? :),
"Iqra, bismirabbikaladzii Khalaq.."
(Q.S Al-Alaq, 96:1)
a friend's request
* copy dari fb sodara.. :)
: sebuah retorika
Jika ada surat cinta sebanyak satu perpustakaan penuh,
dan semua itu ditujukan kepadamu,
dari yang begitu kau kenal,
dan ia sangat mengenal dirimu,
akan seperti apakah reaksimu?
Jika surat-surat itu tak hentinya menceritakan tentang dirimu
mengupas setiap misteri dari masa lalu
kenangan yang begitu lama kau rindu
membuka rahasia demi rahasia
yang kau sembunyikan dibilik hatimu
akan seperti apakah reaksimu?
jika surat-surat itu tahu makanan kesukaanmu
olahraga favoritmu
sahabat-sahabat terbaikmu
cinta pertamamu
dan orang yang selalu tersenyum kepadamu
akan seperti apakah reaksimu?
Jika perlahan surat-surat itu menceritakanmu rahasia besarnya
bahwa tinta diatasnya ditulis yang begitu memperhatikanmu
sangat dekat denganmu
senantiasa mendengarkanmu
bersabar menghadapi ketidaktahuanmu
menceritakan kepandaianmu, kecantikan nuranimu
bahkan saat ia tahu setiap lipatan pikiranmu, keinginan hatimu
tidakkah kau akan penasaran dibuatnya?
Lalu jika tiba-tiba saja surat-surat itu terhenti
tidak lagi mengalir memenuhi benakmu
terputus dari begitu saja muncul di meja kerjamu
menghilang dari keterbiasaan yang telah disimpannya diam-diam
dalam bawah sadarmu
tidakkah kau akan jatuh rindu dan segera mengadu?
Tidakkah kau ingin tahu?
Surat-surat itu ingin bercerita tentang masa depanmu
harapan-harapan besarnya untukmu
keselamatan bagimu
kebahagiaan terbesarmu
namun seringkali, ia kehabisan jalan untuk sampai ke tempatmu
- dzulhijjah 1431
Jika ada surat cinta sebanyak satu perpustakaan penuh,
dan semua itu ditujukan kepadamu,
menceritakan dirimu
akan seperti apakah reaksimu? :),
"Iqra, bismirabbikaladzii Khalaq.."
(Q.S Al-Alaq, 96:1)
a friend's request
* copy dari fb sodara.. :)
Langganan:
Postingan (Atom)